Bongkarnews.id | Malino Kota Wisata Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, indikasi pemberian karcis yang tidak konsisten di Tempat Wisata Hutan Pinus dan permainan uang karcis yang tidak masuk ke pendapatan daerah.
Menurut laporan dari pengunjung, hal ini telah berlangsung selama kurang lebih 3-4 tahun berjalan, temapt parawisat yang setiap tahunnya menghabiskan anggaran Mayaran Rupiah untuk di promosikan ternyata memeberikan peluang oknum dalam kubuj Dinas pariwisata menjadi tempat mengais keuntungan sepihak.
Seperti yang disampaikan oleh salah satu pengunjung dengan inisial “Ry”, mengungkapkan pengalamannya yang bervariasi saat mengunjungi hutan pinus tersebut. Terkadang diberikan karcis, namun terkadang tidak, meskipun tetap diminta untuk membayar sejumlah uang sebesar Rp. 5000/kunjungan satu orang.
Ketidak konsistenan dalam pemberian karcis dan dugaan permainan uang karcis yang tidak masuk ke pendapatan daerah dapat menimbulkan kecurigaan terhadap praktik yang tidak transparan dan berpotensi merugikan pihak terkait dalam hal ini Pemda Gowa.
Hal ini menunjukkan perlunya investigasi lebih lanjut untuk memastikan bahwa semua penerimaan dari karcis masuk dengan benar ke kas daerah dan untuk mencegah praktik-praktik yang merugikan dalam pengelolaan tempat wisata tersebut.
Kami dari Lembaga Poros Rakyat Indonesia meminta kesediaan Kepala Dinas Pariwisata Gowa, Kabid Destinasi Pariwisata, dan Penanggung Jawab Pengelola tempat Pariwisata hutan pinus untuk memberikan konfirmasinya.
Mengingat hal ini bersinggungan dengan nama baik Parawista Kabupaten Gowa.
Kami tegaskan jika perlu kami adakan reses atau kunjungan di wilayah kerja Hutan Pinus Malino.
Tim Kerja Independen
Lembaga Poros Rakyat Indonesia
